Sunday 12 December 2010

dashboard confessional - belle of the boulevard

Down in a local bar
Out on the boulevard
The sound of an old guitar
Is saving you from sinking
It’s a long way down
It’s a long way

Back like you never broke
You tell a dirty joke
He touches your leg and thinks he’s getting close
For now you let him just this once
Just for now
And just like that – it’s over

[Chorus:]
Don’t turn away
Dry your eyes, dry your eyes
Don’t be afraid
Keep it all inside, all inside
When you fall apart
Dry your eyes, dry your eyes
Life is always hard for the belle of the boulevard

In all your silver rings
And all your silken things
That song you softly sing – is keeping you from breaking
It’s a long way down
It’s a long way
Back here you never loved
You’ve shaked the shivers off
You take a drink to get your courage up
Can you believe it
Just this once
Just for now
And just like that
It’s over

[Chorus]

Please hold on – it’s alright
Please hold on – it’s alright
Please hold on

Down in a local bar
Out on the boulevard
The sound of an old guitar
Is saving you
[Chorus x2]

GARUDA DI DADAKU


GARUDA DI DADAKU, GARUDA KEBANGGAANKU KU YAKIN HARI INI PASTI MENANG…
Belum lama ini puluhan ribu penonton di seantero indonesia tak henti-hentinya melantunkan lagu-lagu yang bertemakan nasionalisme karna timnas sepak bola kita berhasil melumat habis timnas sepak bola malaysia yang sarat akan emosional dengan skors 5 – 1 dan di pertandingan berikutnya timnas sepak bola kita juga berhasil mencukur habis tamunya laos dengan skors 6 – 0 tanpa balas, apakah ini titik balik kebangkitan sepak bola kita yang sempat mereda semasa era bimasakti dulu
Jawabannya hanya bisa kita lihat nanti ketika indonesia berhasil merebut tahta kejayaan thailand, singapura dan juga vietnam yang lebih dulu pernah merasakan yuforia kemenangan timnya dalam merebut piala ASEAN yang kini berganti nama menjadi AFF cup.
Ada sebuah tanda tanya besar apakah ini akan menjadi tolak ukur dalam kepemimpinan PSIS dalam keseriusannya mengembangkan sepak bola tanah air yang haus akan kemenangan atau malah menjadi bumerang ketika kemenangan menjadikan PSIS merasa puas menjadikan indonesia sebagai penguasa regional asia tenggara. Kita tentunya ingin lebih jawabnya, kemenangan ini adalah kemenangan bersama  kado manis untuk masyarakat kita yang tengah berduka ketika bencana silih berganti menimpa ibu pertiwi, maka juara menjadi harga mati bagi PSIS saat ini.
Adapun kemenangan besar timnas sepak bola indonesia dalam melumat habis timnasional sepak bola malaysia merupakan ajang pembuktian dan juga ajang penuh gengsi dalam menunjukan kelasnya dan benar saja ternyata gol gonzalez, irfan bachdim dan m ridwan dan arif suyono menjawab kecemasan publik, timnas kita berhasil menyoyak harga diri timnas malaysia dengan skor telak 5 – 1 dan ketika naturalisasi pemain merupakan kunci dari sekian keberhasilan timnas maka janganlah kita lupa akan para pribumi-pribumi lokal yang memilik peranan penting pula dalam meraih 3 angka secara penuh dalam setiap laga pertandingan yang di lakoni sang garuda 

Monday 29 November 2010

NIKOLSKOVE


Kadang cinta terasa rumit untuk di mengerti ketika kau belajar untuk mencintai, dengan tidak sengaja kau telah siap untuk tersakiti, banyak ragam yang kau temukan di sana terasa rumit jika tak kau temukan namun tampak mudah ketika kau mendapatkannya

Setidaknya itu yang pernah kualami, waktu itu, waktu aku masih teramat muda untuk mengenal cinta
“aku ingat peristiwa itu sulit untuk kulupakan tak banyak yang bisa aku ceritakan, peristiwa itu terlalu panjang untuk kuceritakan.”
“kalau begitu ceritakanlah,” ucap salah satu dari mereka.
aku terdiam sesaat menghela nafas seakan mempertimbangkan kembali ucapan mereka, “baiklah peristiwa itu kualami ketika jamuan makan dan pesta dansa para saudagar kaya tengah berlangsung, ketika rasa cinta tak pernah kutemukan sebelumnya. Waktu itu umurku 20 tahun dan ketika pertama kalinya kubertemu umurnya menginjak 18 tahun ia begitu cantik, matanya teduh ketika ku menatapnya, ia tersenyum damai layaknya putri bangsawan lainnya, ia begitu sempurna di mataku,” ucapku dengan sorot mata yang menerawang jauh.
“kau pasti berusaha mendekatinya?,” ucap salah satu dari mereka.
“memang, entah mengapa aku begitu tertarik dengannya, namun mulai kupertimbangkan kembali setidaknya yang saat itu kurasakan, kaupun sebenarnya tau dan bertanya-tanya tak mungkin aku mendekatinya, ia seorang putri bangsawan, dan tentunya orang tuanyapun sudah mencarikan seorang pasangan yang sama bangsawannya dengannya. Tak mungkin aku di pilihnya.”
“lalu apa yang saat itu kau lakukan?,”  ucap kembali salah satu dari mereka.
“tak banyak yang saat itu bisa kulakukan selain menatap matanya yang teduh itu. Namun entah mengapa tuan dutscha menghampiriku dan memintaku untuk mengantarkan larissa yang tengah mabuk karna terlalu banyak meminum champagne,” ucapku.
“lalu apa yang kau lakukan dengannya?,” ucap kembali salah satu dari mereka.
“kau mengira aku melakukan sesuatu hal yang bodoh  dengannya, kau salah besar kawan justru tak kusangka ia melakukan sesuatu yang serendah itu di hadapanku?,” ucapku dengan sorot mata dan nada yang penuh kecewa.
“bodoh sekali kau ini, bisa saja kau melakukan sesuatu dengannya setidaknya itu yang pria ingin lakukan dengannya,” teriak mereka dengan penuh kecewa.
“kau tau betul aku sangat menjaga ke hormatan wanita.”
Ya pantas saja kau tak pernah mendapatkan pasangan nick, dari pertama ku kenal kau hingga saat ini, kau tak pernah berubah soal cinta,” ucap mereka.
“kau sebut itu cinta kawan!, apakah tak ada sesuatu yang lebih baik dari hanya sekedar merusak kehormatan lawan jenismu!,” ucapku dengan sorot mata dan nada yang tegas.
“baiklah-baiklah, aku mengerti, lanjutkan ceritamu kawan,” merekapun kembali mempertanyakan apa yang tengah ku alami dengan larissa.
“sepanjang perjalanan iya selalu saja menggodaku dengan pertanyaan-pertanyaannya, menanyakan latar belakangku, asalku, tempat tinggalku, namaku dan statusku. Namun tak satupun pertanyaannya kujawab, hingga sampainya aku. Kemudian kupapah tubuhnya yang gontai tak berdaya itu, lalu kubawanya masuk, kurebakan tubuhnya dan kubetulkan letak lehernya kemudian kuselimutkan ia di antara kain halus dan kutinggalkan ia sendiri di sofa itu, sofa mewah berukuran besar itu.”
“ketika ku masuk kamarku, waktu mulai fajar, matahari mulai terbit memancarkan cahayanya, kulepas mantelku kurebakan tubuhku, kuterawang mimpiku namun makin kesini sulit bagiku memejamkan mataku. Aku benar-benar memikirkan larissa, bayangan matanya yang teduh dan senyumnya yang damai itu tak dapat lepas dari ingatanku, makin kesini  rasanya sulit bagiku untuk tidur, aku benar-benar jatuh cinta dengannya. Tak kusangka pertemuan malam itu benar-benar menguras perhatianku. Setidaknya ketika ku mengingat dan kembali memikirkan kebangsawanannya, rasanya itu tak mungkin. Aku hanyalah seorang supir dari seorang bangsawan kaya yang bernama dutscha, ia begitu sempurna di mata orang lain, senyumnya pesonanya mengingatkanku pada sebuah kedamaian yang belum pernah kutemukan sebelumku mengenalnya,” aku terdiam sesaat menghela nafas, kemudian tertunduk lemas denga sorot mata yang menerawang jauh namun penuh dengan kesedihan. Sempat tak kulanjutkan, namun..
“akhirnya kuputuskan meninggalkan kamarku, kubuka knop pintu  kamarku, kemudian kututupnya kembali secara berlahan. Hari ini adalah musim semi, pohon-pohon tengah asiknya melakukan transisi dalam kehidupannya setidaknya itu yang seharusnya kulakukan saat ini, namun tak banyak yang dapat kulakukan hingga saat ini. Ku ayunkan kakiku ke sebuah tempat yang tak pernah kufikirkan sebelumnya, di situ di pinggir ruas jalan, orang-orang tengah asiknya merapikan lapak dagangannya sebagian lagi bahkan sudah mulai menjajakan dagangannya, anak-anak kecil dan para orang tua mulai bersiap-siap melakukan aktifitasnya, dan para ibu-ibu mulai mempersiapkan menu hidangan untuk buah hati dan para suami mereka sebagian lagi bahkan tengah menikmati tidur singkat mereka sehabis patrol tadi malam. Ku hentikan langkah kakiku di tepian kanal, gemericik aliran air di pagi hari begitu tenangnya, sempat kuberfikir jika larissa menginginkan hal yang sama denganku, aku akan membawanya pergi dari perbatasan, tapi itu hal yang mustahil pikirku kembali. lalu apa yang larissa lakukan tadi malam bukanlah sesuatu yang teramat buruk setidaknya itu yang di alami oleh para putri bangsawan lainnya, mereka menganggap champagne sebagai solusi tepat untuk menenangkan diri dari kebangsawanannya, itulah sebabnya mereka begitu seringnya menikmati champagne secara menerus.”
“lalu apa yang kau rencanakan selanjutnya, kelihatannya kau sangat mencintainya nick,” ucap salah satu dari mereka.
“seperti yang sudah kukatakan, andai saja ia mau melakukan hal yang sama dengan apa yang telah kurasakan dengannya, aku akan membawanya pergi dan itu tentunya bukanlah sesuatu yang mungkin terjadi,” ucapku terhadap yang lainnya.
“apakah kau sudah mengatakannya?, dan kau saja belum mengataknnya, bagaimana ia tau perasaanmu nick”, tanya mereka kembali.
“saai itu, saat di mana tak mungkin kulupakan, aku sadar siapa aku dan dengan siapa aku berhadap, ini sebuah pilihan dan itu sulit untuk kuputuskan, ketika kumulai belajar mengenal cinta, kau di hadapkan dengan situasi yang tak ingin kau rasakan, layaknya sutradara kau yang tentukan, dan ini adalah takdirku aku tak menyesal pernah bertemu dengannya meskipun aku tau, aku tak pantas untuknya. di situ, di tempat itu kulihat seorang anak tengah asiknya merawat hewan peliharaanya, ke lihatannya ia begitu menyayanginya, memandikannya, dan membersihkan setiap kotoran di kandang-kandangnya, namun entah mengapa ia menangis, kucoba cari tahu lalu kudekatinya dan ia hanya berkata aku telah melukainya, aku telah melukainya kini ia tidak dapat menggerakan kakinya aku telah melukainya aku telah melukainya. Ia terus saja menyesali perbuatannya dan ini sama halnya ketika kucoba untuk mendekati larissa ada konsekuensi logis yang harus kupertanggung jawabkan dengannya, aku ingin memilikinya, namun dengan tidak sengaja aku telah menyakiti hati larissa. Dan ketika kau mengambil hikmah dari peristiwa anak yang menangis tersebut kau tau betul setidaknya ia begitu menyayangi hewannya namun ia telah merusak kebahagian hewan tersebut dengan memutuskan kehidupannya dari habitat aslinya, dan ketika kau semakin keras berusaha memilikinya semakin keras pula kau belajar untuk kehilangannya bahkan untuk sebuah alasan yang belum pernah terjadi,” ucapku dengan nada yang berat dan berusaha melupakan.
Lalu kuterdiam sejenak, kuhela nafas dan kuhembuskan secara teratur, mataku terus saja menerawang jauh, mencoba mengingat kembali masa itu, masa di mana pertama kalinya ku bertemu dengannya, namun entah mengapa setiap kali kuingat, aku tertunduk lemas, ada penyesalan yang teramat dalam yang membuat pikiranku kian hari kian sulit untuk melupakannya. Kuhentikan percakapanku kemudian kutinggalkan mereka di situ di tempat itu dengan pertanyaan-pertanyaan yang belum sempat kujawabnya.

Sudah 8 tahun lamanya aku tak bertemu dengannya ia tak berubah, sorot matanya, senyumnya masih memancarkan pesona tersendiri bagiku, “kami saling terdiam, tak ada yang memulai berkata, terdiam saling menerka, menerawang jauh mengingat kembali masa-masa itu. Kuhela nafas panjang-panjang kuhembuskan secara teratur, lagi dan lagi. Kutundukan kepalaku sejenak, kurenungkan dan kunaikan kembali, otaku terus berfikir menyaring setiap kata yang akan kuucap kususun sedikitnya kata demi kata menjadi sebuah kalimat.
“kau tak berubah larissa sejak pertemuan itu, sejak jamuan makan dan pesta dansa tengah berlangsung malam itu, sayang keterbatasan yang kumiliki tak mampu menanggalkan segala atribut kebangsawananmu, dan kaupun kini memilih bersamanya,” ucapku dengannya dengan nada berat dan penuh sesal.
ia terdiam sejenak menghela nafasnya dan menerawang jauh kemudian menghembuskannya, tertunduk sejenak kemudian..
“dan oleh sebab itu kau tak mampu mengatakannya, sulit rasanya memang. tak bisa di tebak, tak ada yang mengaku tak ada mencari tau kau sibuk dengan masalahmu aku sibuk dengan kebangsawananku, aku tau siapa kau nick setidaknya setelah kau mengantarkanku sehabis pesta dansa dan jamuan makan tengah berlangsung, malam itu aku yang memintanya, meminta tuan dutcha untuk kau mengantarkanku.” Aku terdiam kuangkatnya kedua tanganku, kubasuhnya mukaku sampai tengkukku, kemudian kukepalkan tanganku dan kutopangkan daguku kurenungkan kembali setiap kata demi kata yang di ucapkan larissa.
Namun tiba-tiba entah mengapa larissa mengucapkan sesuatu yang tak pernah kuduga sebelumnya, kata-kata yang tak pernah ku pikirkan, entahlah apakah hanya spontanitas atau iya sedang larut dalam suasana yang di alaminya tapi ini benar-benar membuatku merasa bersalah.
“kenapa kau menghilang saat itu, kenapa kau tak membimbingku saat aku membutuhkan pertolonganmu, kenapa semua yang begitu ku anggap penting tak pernah ada untukku,” ucapnya.
“apa yang sebebenarnya terjadi?,” tambahnya.
“apa maksudmu larissa, aku benar-benar tak mengerti,” ucapku dengan nada penuh tanya.
“entahlah, aku begitu kehilangan sisi religiusku aku tak mengerti semua ini. saat pertemuan malam itu aku berfikir kau orang yang dapat menuntunku nick, kau tak pernah mengerti itu, itu sebabnya kau selalu mencari alasan atas keterbatasanmu,” ucapnya dengan nada yang semakin menurun seperti hendak melakukan pengakuan.
“kau tak akan pernah mengerti larissa, itu sebabnya aku berusaha menjauh darimu,” ucapku.
“dan kukira itu mudah, namun tak kusangka semakin jauh ku melupakanmu semakin ku teringat akan bayang-bayangmu larissa”.
“wanita memang seperti itu aku tak berhak melarangmu, aku tak punya kedudukan atas dirimu kau sudah terlanjur menikmatinya hingga kau lupa akan rasa cintamu, kau telalu banyak menimbang tak mengerti dan hanya sedikit menghargai cinta.” Tambahku dengan nada yang berat.
“lalu kenapa lagi-lagi kau tak mengatakannya, dan kau menghilang ketika itu nick, kau membiarkanku sendiri nick.” Ucap larissa dengan tertatih.
“percuma kau tak akan mendengarkanku larissa, karnanya kubiarkan kau sampai mengerti dan menyadarinya sendiri,” ucapku.
“andai saja waktu it…,” ku hentikan percakapannya dan kulanjutkannya
“it..u kau tak memilihnya mungkin aku akan mengatakannya walaupun hukuman akan menantiku di meja pengadilan dan kaupun menolaknya, memang itulah sebuah pilihan ada konsekuensi di balik sebuah pilihan. Terus terang ini bukan diriku, terlalu singkat untukku putuskan, dan aku tak ingin melukaimu, ada waktunya aku akan mengatakannya dan cinta itu akan kutunjukan kasih itupun akan ku buktikan meski aku tau kaupun menolaknya namun semua itu tak dapat kau tampikan dari kehidupanmu, itulah sebuah keterbatasan dan inilah aku, maafkan aku larissa aku hanya tak ingin melukaimu walaupun aku sangat menyanyangimu setidaknya yang saat itu ku rasakan padamu,” ucapku kepadanya. Kemudian seorang anak berlari menghampirinya dan iapun memeluknya.
“ia cantik, ucapku. matanya sama sepertimu mungkin kelak dia akan menjadi gadis yang cantik sama sepertimu larissa, siapa namanya?,” tanyaku.
“clarra, clarra revalisa ariza,” ucapnya dengan nada yang mantap
“sebuah nama yang indah, untuk kesekian kalinya aku melihatnya ia sangat periang, mungkin setiap kali aku coba mengingat dan melihatnya aku menangis, semoga kau menemukan sesuatu yang lebih baik dari ini larissa, dan kelihatannya kaupun sangat bahagia, aku takingin mengusikmu,” ucapku.
kutengok kepalaku dan kutatap ia begitu riangnya iapun melakukan hal yang sama denganku kami saling menatap, ini untuk kesekian kalinya aku bener-bener menatap matanya secara penuh aku merasakan pesona matanya menyentuh perasaanku dan merasakan sesuatu yang belum pernah kurasakan dari dirinya sejak malam pesta dansa dan jamuan makan itu. Ku beranjak dari tempat duduku kemudian kutinggalkan ia dengan sejuta masalah yang menjadi pertanyaan besar dari akhir sebuah cerita.

SUMPAH DI BALIK SETIA PEMUDA


Sumpah Pemuda
“Beri aku sepuluh pemuda maka akan ku goyahkan dunia, jika ada sembilan pemuda lagi, maka indonesia pasti berubah”
kata-kata soekarno yang mempengaruhi pergerakan pemuda pada saat bangsa ini tengah dalam kerisis kepercayaan diri oleh masuknya paham kolonialisme di negri ini, itulah pemuda katanya.
Pemuda, pemuda adalah roda pergerak reformasi pemuda pulalah yang melahirkan kaum refolusioner tak hanya itu pemudalah bukti otentik bahwa 28 oktober indonesia di lahirkan yang kemudian untuk pertama kalinyalah lagu ciptaan W.R Soepratman di alunkan di negri ini, Indonesia Raya.
Pemuda sama halnya dengan perubahan, perubahan secara struktural dan mendasar secara birokrat maupun dalam segi nonbirokrat. Dewasalah kita apabila negara ini memiliki pemuda-pemuda seperti tahun 1928 yang menyatakan satu tanah air satu indonesia, berbangsa satu bangsa indonesia dan berbahasa satu bahasa indonesia. Pemudalah pondasi bangsa ini, amat sangat penting ketika kita kembali menghayati, dan memahami sumpah pemuda di tengah krisis kepercayaan diri  yang tengah kita alami saat ini, apabila perayaan sumpah pemuda hanya di isi oleh pidato para tokoh yang tak bermakna, kosong tak berarti, maka kaum reaksionerlah yang seharusnya turun karna tak mampu menanggalkan atribut orde baru, karna tak mampu, memahami isi sumpah pemuda yang tak dapat di pisahkan dari perjuangan kaum revolusioner bungkarno.
Namun kini obor api kerevolusioneran pemuda mulai padam oleh karna politik “de-sukarnoisasi” dan anti komunis yang di lancarkan oleh para pendukung orde baru kian melekat di tambah intervensi budaya asing yang mudah masuk ketika demokrasi mulai di salah gunakan dalam kepentingan parpol.
Adalah sudah waktunya sekarang kita para pemuda revolusioner yang memeriksa kembali berbagai aspek tentang lahirnya sumpah pemuda yang mulai padam dari para orang-orang reaksioner yang ingin memecah belahkan idiologi pancasaila Dan ke bineka tunggal ikaan yang sudah melekat dan memerdekakan Indonesia selama ini.
Tak hanya kemauan dan pemahaman yang kuat tentang para tokoh di balik lahirnya sumpah pemuda, pemuda harus pula perperan penting dalam membangun kepribadian bangsa dalam setiap regenarasinya yang tak lepas dari sejarah yang sudah ada dengan bersama-sama menggabungkan satu visi misi antara LSM, partai politik, organisasi-organisasi pemuda, mahasiswa, serikat buruh, tani dan perempuan dalam mencapai Indonesia yang satu, berdaulat, adil, dan makmur.
Arti penting sumpah pemuda
Bangsa kita adalah bangsa multikultur dengan berbagai macam aspek yang dapat terkonfrontasi dari pihak-pihak asing, menggalangkan satu visi misi merupakan tujuan yang mendasar dan bersifat hakiki oleh sebab itu perlu seyogyanya merangkul Ibu pertiwi dalam segala aspek  kultur, budaya, agama dalam satu ikatan ke bineka tunggal ikaan yang tak lepas dari sumpah pemuda. Maka nyatalah sumpah pemuda sebagai pondasi penting dalam memerdekaan ibu pertiwi di tengah konfrontasi politik , militer, maupun ekonomi budaya asing.
Perlunyalah kita ingat akan peristiwa yang mengawali kemerdekaan Indonesia sebagai manisfestasi yang kuat akan hasrat memerdekakan bangsa dari segala bentuk atribut tentang kolonialisme dan liberalisme yang melekat jauh sebelum  perjanjian yang menyatakan Indonesia adalah satu. Dan mereka-mereka ini adalah tunas-tunas bangsa yang akan menggantikan pergerakan soekarno dalam ambisinya memerdekakan ibu pertiwi secara regenerasi. Maka jelaslah sumpah pemuda sebagai kontrak-politik dari berbagai suku bangsa tanah air yang bersifat konkret untuk mencapai tujuan yang hakiki dalam artian kemerdekaan itu sendiri bukan campur tangan asing, bukan pula pinjaman manisvestasi pihak asing bukan pula sebagai demokrasi kebarat-baratan yang mengenal family regering  menyatakan jabatan bersifat kekeluargaan dan bukan pula paham fasisme menyatakan pemerintah berpusat dari satu partai, bukan, bukan itu yang di inginkan dari lahirnya sumpah pemuda melainkan pemerintahan yang menyatakan darirakyat untuk rakyat, negara republik Indonesia ini bukan milik suatu golongan, bukan milik sesuatu agama, bukan milik suatu suku, dan bukan pula milik sesuatu golongan adat-istiadat, tetapi milik kita semua dari sabang sampai marauke demikianlah pidato yang lontarkan soekarno pada tanggal 24 september 1955 di Surabaya.
Namun nyatanya kini sumpah pemuda tak lagi menyala, tak bekobar situasi mulai terlupakan kala para pemuda berhasil menarik kembali pasukan blanda – jepang ke negrinya. Pemuda tak lagi memikirkan bangsanya, pancasila mulai terlecehkan ajaran bungkarno telah terlupakan, dan paham-paham idiologi asing mulai menjamur di antara sekian juta pemuda ibu pertiwi, pancasila bukanlah sebagai roh pegangan idiologi Negara melainkan seonggok barang tua yang di tinggalkan si pemiliknya dan di abaikannya. padahal di lihat dari sejarahnya sumpah pemuda di buat bersama-sama dengan ambisi dan fundamentalis yang khidmat dan mengacu pada kerakyatan yang adil dan makmur karna itulah sudah seyogyanya kita kembali lagi kepada sejarah yang sudah ada dan soekarnopun meyatakan dalam pidatonya jangan sekali-kali meninggalkan  sejarah sejarah adalah pondasi yang tak bisa di pisahkan dari sebuah peristiwa di belakangnya karna itu ketika sumpah pemuda mulai di lupakan dari sejarah awal terciptanya maka siap-siaplah kita mengalami berbagai macam disintegrasi yang dapat menggoyahkan persatuan dan kedaulatan NKRI oleh karna kita tak mampu memacu kembali rasa kebersamaan yang terkandung di dalamnya dan menganggap situasi sumpah pemuda sebagai sesuatu yang hambar dan bukanlah sebagai prodak pemersatu bangsa yang dulu pernah menyala.
Apalah artinya sebuah bangsa tanpa adanya pemuda-pemuda yang haus akan kemerdekaan yang bersifat hakiki, entah dari bangsa kecil manapun ketika pemudanya mulai mengirarkan janji setia sehidup semati maka bangsa itu telah masak sebagai bangsa yang berdaulat. seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia itu yang di gambarkan soekarno tentang arti sebuah pemuda dalam pidatonya.
Pantaslah kita sebagai pemuda menggalangkan kembali ajaran-ajaran yang menyatakan Indonesia adalah kita dari kita dan untuk kita dengan secara bersama-sama kembali menghayati makna di balik sumpah setia para pemuda yang telah merubah setiap detik, menitnya sejarah yang terlahir dengan menjadikan Indonesia mandiri secara ekonomi, politik, maupun militer. Dan kita tentunya semua, akan menjadikan setiap regenerasinya menjadi sebuah sejarah yang akan kembali terlahir dari sebuah aspek yang sama tanpa meninggalkan tinta merah dari sebuah peritiwa yang sudah ada.

Monday 22 November 2010

BANGKIT!, BANGKIT!

Ini bukanlah sebuah akhir dari kegagalan, ketika kau tercampakan dari sebuah dunia luar yang kadang kau merasa tak berarti, kau akan merasakan sesuatu yang tak mampu kau dapatkan.
"bangkit!, bangkit!", maka kau akan menemukannya di balik sebuah kata yang tersirat terdapat sebuah rahasia yang hanya kau sendiri yang dapat menemukannya.

Thursday 11 November 2010

just a conversation via skype

"eh di lagi apa?"
"ga lagi ngapa-ngapain ni?, baru pulang sekolah lu?"
"iya di, lo ko tau?"
"keliatan rapih bener, ga biasanya soalnya. hahahah"
"enak aja lu di"
"eh di ada sesuatu nih yang pengen gw tunjukin?
"tunjukin apa?"
"buku, coba deh liat buku bimbingan di sekolah gw unik yaa, isinya macem-macem. mulai rumus matematika, rumus kimia, peta negara, denah sekolah, ada-ada aja yaa di"
"ooh jadi semacam buku pintar gitu ya ree"
"ya, mungkin seperti itulah di"
"dan lu liat deh permen karet di sini tuh beda designnya keren-keren kemasannya unik "
"iya cuman kemasan permen karetnya ga simpel re, ga gampang masuk kantong, ribet kurang di perhatiin dari segi kemasannya, kalo menurut pendapat gw"
"iya, tapi keren design kemasannya di, kaya bukan permen karet gitu yaa. hheee, dan coba deh lu liat hari ini nilai tugas gw sempurna lo perfect kata guru gw, lucu ga?? ada stickernya gitu kaya anak TK aja ya, hahahah".

Tuesday 9 November 2010

cinta meminta lebih darimu

rasanya terasa universal ketika kita mempermasalhkan cinta, namun rasanya terlalu naif pula ketika cinta hanya di jadikan sebuah kisah teragis bagi para pelakunya. cinta terlahir, tumbuh dan berkembang dari, dalam atas pemikiran. seseorang di katakan cinta apabila terjalin komunikasi dua arah yang menimbulkan kesamaan visi, misi dan juga persepsi. banyak orang mengagung-agungkan cinta dan tak sedikit pula orang menghujatnya lantas mengharamkannya. persoalan di sini bukan menyangkut apa itu cinta, melainkan seberapa besar kita mencintai. layaknya pementasan romeo dan juliet karya shakespeare cinta bukan hanya di gambarkan dengan percintaan ala remaja yang penuh dengan kontrovesi di dalamnya, atau hanya sekedar memberikan setangkai mawar dalam nuansa romantis terhadap pasangan saat valentine kemudian mengecup keningnya, apakah harus yang seperti ini yang di sebut cinta?, pantaslah sebagian orang menyebutnya sebuah kisah tragis di dalamnya. seharusnya bukan itu yang menjadi tolak ukur dalam mengiklarkan sebuah komitmen.
jika tiap kata yang terucap akan di minta pertanggung jawabanya, maka begitu pula ketika mendeklarasikan cinta. ada konsekuesi logis untuk sebuah pilihan, maka cinta akan meminta semuanya darimu. sampai pikiranmu. sampai perhatianmu. berjalan, duduk, dan tidurmu.
mungkin sebagian orang berpendapat cinta itu tragis namun apa dan seperti apa?,  kematian seorang romeo kah yang rela mengakhiri hidupnya ketika sang juliet yang lebih dulu meninggalkannya, atau  leila dan qais menjadi majnun, menjadi gila dalam cerita laila majnun?, rasanya itu lebih tepat di katakan sebuak ke konyolan dalam memutuskan sebuah komitmen. ada yang lebih tragis dari sekedar kematian konyol, namun di akhirinya dengan sebuah citra akan pandangan yang melebihi dari sekedar cinta seorang romeo terhadap julietnya, atau laila dengan qais, yakni kematian seorang pemimpin untuk rakyat yang di cintainya, perhatian seorang ibu yang di tinggalkan anaknya ketika menua, kematian seorang pejuang ketika mencintai bangsanya, atau kematian seorang mujahidin ketika membela ajaran allah. inilah seharusnya yang di sebut cinta, rasa ingin melindungi, dan mempertanggung jawab tentang apa yang sudah di deklarasikan atas nama cinta, tulus bukan sekedar kekonyolan.
memang seperti itulah cinta, penuh dengan sejuta misteri di dalamnya. kita lahir atas dasar cinta, puluhan bahkan ratusan, jutaan orang terlahir karna cinta, namun tak sedikit pula orang mengakhiri jalan hidupnya di atas sebuah nama cinta, layaknya pisau bermata dua seperti itulah cinta.

Monday 8 November 2010

big bite and slurpee challenge championship

the winner stand alone

MEDESA ATAU MATI!

lihat di negaraku banyak gedung, sering pula kujumpai ferrari, galardo sampai dengan maserati di ruas jalan
tak hanya itu, tanahku luas, subur pula, jika kutanam ketela, esok, lusa, nanti tak pernah kutemui rasa lapar
soekarno - hatta buktinyata betapa kuatnya aku, negaraku
kakek, nenekku seorang pejuang, mereka pernah berkata, dulu kami kelaparan namun tak pernah sekalipun kami mencuri sesama indonesia
walaupun kami minim pendidikan, bukan berarti kami bodoh, alam beserta isinya sudah cukup menjadi guru untuk kami
kami tak mengenal rumus relatifitas, kami tak mengenal satuan jarak
tapi kami tau apa yang bangsa ini mau.

the decadence of distance

decadence of distance between Indonesia and the United States with rere via skype

Sunday 7 November 2010

KOTA TUA BY RERE

tolong jangan di salah artikan yaa



REE GW SUKA LIAT LU!!

form of a transition to adulthood


dewasa adalah perubahan, dewasa adalah pencapaian, dan dewasa adalah...aku, merubah duniaku dengan caraku

from her to him, these memories need not misunderstood

what my mother did with adin?

Free man a.k.a preman

Ketika kita mendengar kata preman yang terbesit adalah tingkah laku manusia yang menimbulkan suatu kerusakan yang sifatnya anarki. dan hal ini tentunya sudah melekat puluhan tahun silam jauh sebelum kolonialisme berkembang ketika di temukannya beberapa panil relief di beberapa candi di jawa tengah maupun jawa timur pada abad 9-10 masehi. preman pada masa itu kerap kali di kenal sebagai orang yang berpengaruh kuat dalam mempengaruhi idiologi dalam suatu kelompok masyarakat setempat sehingga setelah semakin berkembangnya kolonialisme di negri ini premanisme mulai di jadikan sebagai alat untuk membentengi dan menghubungkan antara pemerintahan dan juga rakyat pada masanya, akan tetapi pada era ordebaru preman bukan lagi sebagai pengayom masyarakat melainkan sebagai senjata untuk melakukan intervensi terhadap pihak yang lebih kuat kedudukannya yang menerapkan paham fasisme yang menyatakan pemerintah berpusat pada satu partai. acap kali budaya akan pemahaman yang melekat dalam tradisi masyarakat merubah idiologi pandangan preman itu sendiri. Namun sejalan berkembangnya peradaban preman di jadikan sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah pribadi dalam konteks manusia antar manusia. Hal inipulalah yang menyebabkan pergeseran pemahaman dari konteks sebelumnya.

Politik, kultur dan budaya berpengaruh besar terbentuknya premanisme di negri ini, kalo di lihat dari negara-negara besar lainnya preman bukan hanya segelintir anak muda perusak fasilitas melainkan merupakan kelompok organisasi besar yang bahkan mengancam stabilitas ekonomi pemerintahan, sepertihalnya kelompok cartel di kolombia bahkan pemerintah tak mampu berbuat banyak atas merebaknya pengedaran heroin di negaranya dan tentunya kita tau bahwa ada faktor yang lebih kuat dari hanya sekedar politik, kultur, budaya, kekerabatan atapun family regering di mana jabatan-jabatan yang besifat penting hanya dapat di duduki oleh golongan sedarah sehingga timbul struktur-struktur sel dalam pembentukan kelompok yang berpengaruh kuat atas suatu golongan tertentu. Sebagai contoh yakuza di jepang kini kelompok tersebut sudah melebarkan sayapnya di benua asia bahkan amerika dalam hal heroin, aluisitas, penggelapan maupun penyelundupan. Sebelum semuanya terjadi lebih jauh sudah saatnya pemerintah membangun pondasi yang kuat dalam segi SDM karna pada dasarnya SDM yang kuat setidaknya meminimalisir tindak kriminalitas yang kerap di jadikan sebagai acuan bagi para pelaku kriminal mengatasnamakan kemiskinan. Terlebih ketika konflik horizontal yang di timbulkan sekelompok organisasi, hanya karna batas lahan kekuasaan mematikan demokrasi yang katanya menyatukan perbedaan. Banyak di antara sekian organisasi masa justru malah memanfaatkan momentum kekuatan massa sebagai wadah untuk mengintervensi pihak-pihak minoritas, sebagai contoh ketika sekelompok agama mayoritas yang merusak fasilitas peribadatan agama minoritas, dan ketika sekelompok pemuda terlibat pertikaian antara pemuda dengan suku yang berbeda. Dengan begitu Pantaskah organisasi masa di sebut sebagai pengayom pembinaan masyarakat? atau justru  lebih di katakan sebagai organisasi massa yang melahirkan bandit-bandit yang sewaktu-waktu memecahkan NKRI kita?, memang terasa sensitif bila kita menyangkut pautkannya dengan sekelompok parpol, terlebih ketika kian maraknya para parpol yang memanfaatkan keberadaanya untuk memperkuat citra publik atas dasar kekuasaan dan kekuatan massa. Bahkan lebih dari itu ada yang menyatakan bawa partai parpol melahirkan orang-orang ekstrimis di dalamnya, tidak lagi menggunakan pakaian seadanya justru satu bandit dengan berkulitkan harta dan jabatan itu yang lebih berbahaya ke timbang puluhan preman-preman jalanan yang membutuhkan bembinaan dan pekerjaan layak dengan begitu haruskah kita menjaring tiap tahunnya puluhan atau ratausan warga masyarakat di negrinya sendiri?, sedangkan faktanya para elit penggeraknya tengah asik berada di kursi mewah dengan meja judi di depannya tanpa terjamak hukum sedikitpun, rasanya ketika hukum mulai di perjual belikan dan merupakan ajang dari bagian tawar menawar harga dengan begitu masyarakatpun semakin sinis dan apatis terhadap lembaga peradilan. Harapan akan memperoleh kebenaran dan keadilanpun kian pupus ketika di temukan adanya permainan sistimatis yang di perankan oleh segerombolan orang yang bernama mafia peradilan.
dengan begitu haruskah kita menjadi bangsa yang  terjajah di negri sendiri, sudah saatnya kita tingkatkan SDM kita, tentunya dengan memerangi para elit-elit politik yang menyimpang dan bersembunyi di balik pangkat, tahta maupun jabatan yang sebenarnya tak ada kontribusi yang jelas ketika di pertanyakan tanggung jawabnya sebagai anggota dewan.
negara ini adalah negara demokrasi wajar saja ketika orang mulai bertangan dingin ketika bandit-bandit kelas teri di nyatakan tertangkap dan hukum hanya bisa di sentuh oleh orang-orang yang tak memiliki kekuasaan mutlak dalam memerankan parodi politik di negrinya. 

Sunday 31 October 2010

intuisi

Suara bising terdengar, bosanku terjelembab, situasi tak menentu
Seakan waktu mengikat, umurkupun kian bertambah.
Aku teriak, kawanan bocahpun terdengar, miris mungkin, itu rasanya
Menghormati kebijakan elitpun terasa sampah bagi ku!

Saturday 30 October 2010

naluri pecundang

"aku berdiri di tempat di mana rasa lapar, haus tak dapat lagi kutemukan
orang tak lagi merintih, sekalipun keadaan tak mungkin dapat di tolerir
rasa cemas akan apa..di mana.. seakan sirna
nyalanya lampu menyamarkan sosok yang tak pernah di impikan
dan aku.. membuka mata berlahan, hati..telinga ku satukan
aku pejamkan mata, sosok itu lenyap..ku mulai samarkan..
ahhh aku tak sanggup menatap matanya
ada yang berbeda, tak mungkin kusandingkan dengannya
ini terlalu gila"..bisik ku.

. dibelakang ,

hidup ini adalah sebuah pilihan..
bukan pula sebuah ketakutan,
kecemasan yang selama ini kau rasakan..
layaknya sutradara kau yang tentukan,

CASSADEE POPE