Monday 11 February 2013

Beberapa alasan mengapa Mou ingin meninggalkan Real Madrid


1. UEFA Champions League Trophy, Please
foto_berita/alasanJoseMourinhoakanmeninggalkanMadriddiakhirmusim_image001.jpg
Sembilan gelar UEFA Champions League sudah dikoleksi oleh Los Blancos. Dan sudah lebih dari sembilan tahun mereka tak lagi merajai benua biru. Entah apa yang dialami oleh Madrid setelah terakhir kali mengangkat “Si Telinga Besar” 10 tahun silam. Selama satu dasawarsa tersebut, sudah berkali-kali Madrid berusaha untuk kembali meraih predikatnya sebagai raja Eropa. Namun semua berakhir nihil. Sebenarnya 10 tahun tersebut mereka lalui bukan tanpa pencapaian. Empat gelar Eropa, satu Copa Del Rey, dan tiga Piala Super Spanyol masuk ke dalam kabinet mereka. Namun semua pencapaian tersebut tidak pernah berhasil memuaskan Presiden mereka. Baik ketika era Florentino Perez maupun Ramon Calderon. Coba saja anda tanya kepada Carlos Queiroz, Jose Antonio Camacho, Mariano Garcia Remon, Vanderlei Luxemburgo, Juan Ramon, Fabio Capello, Bernd Schuster, Juande Ramos, dan Manuel Pellegrini. Semua pelatih tersebut diberhentikan masa baktinya karena tidak mampu memberikan gelar UCL. Oleh sebab itu, diculiklah Mou yang ketika itu baru saja meraih Treble Winners bersama Internazionale Milan. Dibawah asuhan “The Special One”, pencapaian terakhir El Real didapat musim lalu. Babak demi babak berhasil dilalui dengan baiksebelum akhirnya FC Bayern merusak mimpi publik Santiago Bernabeu. Dan apabila musim ini ia kembali gagal, bukan mustahil Mourinho akan menggenapi daftar pelatih yang tadi saya sebutkan.

2. Berharap Kesabaran Perez
foto_berita/alasanJoseMourinhoakanmeninggalkanMadriddiakhirmusim_image002.jpg
Seperti yang kita ketahui, Florentino Perez bukanlah seorang presiden klub yang memiliki tingkat kesabaran tinggi. Ketika Madrid sudah memasuki masa suram, maka sang pelatih akan mendapatkan hadiah berupa tandatangan Perez yang dibubuhkan di atas surat pemecatan. Ya, tingkat kesabaran presiden yang memasuki era keduanya ini memang tidak lebih baik dari seorang Julia Perez ketika hubungan asmaranya dengan Gaston Castano terhenti. Terhitung semenjak Vicente Del Bosque, sudah enam pelatih dipecat. Sekarang, apabila melihat jurang 16 angka dengan Barcelona yang berada di puncak klasemen sementara La Liga, saya tidak tahu akan sampai kapan Mourinho dipertahankan. Belum lagi tingkah laku sang Entrenador yang kerap memicu kontroversi. Ya, hanya Perez dan Tuhan yang tahu. Kita? Hanya bisa menunggu sambil berkhayal apakah Santa Clause akan memberikan late Christmas present kepada Mou atau tidak.

3. Madridista, Apa Yang Telah Kau Perbuat?
foto_berita/alasanJoseMourinhoakanmeninggalkanMadriddiakhirmusim_image003.jpg
Pertama, saya ingin menjelaskan bahwa bukan bermaksud menyalahkan Madridista, jadi tolong dibaca terlebih dahulu. Dulu ketika Mou baru datang, semua orang mencacimaki permainan keras yang diperagakan anak-anak El Real. Mungkin ketika itu, Pepe yang ditunjuk Mourinho untuk menjadi mentor bagi pemain-pemain lain, sukses menjalankan perannya. Bagi saya, taktik bertahan dan counter-attack yang diterapkan pelatih asal Portugal ini sungguh brillian. Terutama ketika mereka menghadapi FC Barcelona. Saya bukan orang yang mengagung-agungkan permainan cantik. Bagi saya, bertahan adalah sebuah seni tersendiri dalam sepakbola. Toh ada wasit yang memimpin di lapangan. Dan untuk itu pula FIFA memberikan wasit satu kartu merah dan satu kartu kuning sebagai bekal di lapangan. Oke, kembali ke bahasan pokok. Ketika Madrid menerapkan taktik tersebut, buktinya mereka mampu meraih sebuah gelar La Liga dan Copa Del Rey. Di Inter pun, Mourinho dengan taktik counter-attacknya berhasil meraih gelar-gelar prestisius. Namun sekarang, permainan Los Blancos justru “berantakan”. Tuntutan publik Santiago Bernabeu untuk bermain cantik membuat “The Special One” harus mengubah gaya bermainnya. Padahal kalau dilihat dari pemain-pemain yang diboyong, taktik parkir bus akan sangat mematikan. Xabi Alonso sebagai holding midfield, bek-bek sayap yang mampu berlari cepat, dan pasukan lini depan (Mesut Oezil, Angel Di Maria, Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, dan Gonzalo Higuain) yang akan menyelesaikan segala tugas dengan baik. Oh, sungguh sebuah permainan negative yang cantik.

4. Time Bomb?
foto_berita/alasanJoseMourinhoakanmeninggalkanMadriddiakhirmusim_image004.jpg
Percaya atau tidak, sepertinya ada bom waktu di tubuh internal Madrid. Pertama, Cristiano Ronaldo terlalu menjadi anak emas dan bisa memicu kecemburuan pemain lain. Kedua, tragedi Sergio Ramos yang tidak diboyong ke Manchester untuk menghadapi City, sehingga memicu ulah Ramos yang mengenakan jersey MesutOezil. Terakhir, keputusannya membuat Iker Casillas “membantu” pemain-pemain lain menghangatkan bangku cadangan. Para pemain boleh saja mengelak dengan berbagai alasan, tapi apabila terus menerus seperti ini, bukan tidak mungkin para pemain dapat membuat Jose Mourinho bernasib sama dengan Raymond Domenech.

5. Only 3 Trophy?
foto_berita/alasanJoseMourinhoakanmeninggalkanMadriddiakhirmusim_image005.jpg
Ingat nasib Fabio Capello? Ketika itu, ia berhasil membawa El Real menjuarai La Liga secara dramatis. Tapi nyatanya tetap saja tak mampu mengubah kenyataan bahwa ia terdepak dari kursi pelatih Madrid. Dan sekarang, boleh saya bilang bahwa Mou ini memiliki keberuntungan. Sangat jarang pelatih yang menangani Madrid dapat tetap bertahan walaupun sedang dalam kondisi kritis. Terlebih lagi, mantan pelatih FC Porto tersebut baru memberikan total tiga gelar bagi klub peraih gelar Liga Spanyol terbanyak tersebut. Tiga gelar tersebut adalah La Liga, Copa Del Rey, dan Super Spanyol. Melihat fakta bahwa publik Madrid selalu ingin meraih banyak gelar, maka situasi Jose saat ini memang sedang berada di batas “garis out”.

6. Revolusi Butuh Pengorbanan
foto_berita/alasanJoseMourinhoakanmeninggalkanMadriddiakhirmusim_image006.jpg
Selama ini kita melihat bahwa pelatih tidak pernah menjadi “dewa” di El Real. Hampir tidak mungkin akan terjadi fairytale macam Sir Alex Ferguson. Barangkali Madrid bisa disamakan dengan Chelsea. Hanya saja bedanya Chelsea memiliki Fernando Torres, sedangkan Real Madrid tidak. Nah sepertinya Mourinho ingin mengubah kultur tersebut. Dengan membangku cadangkan Iker Casillas, Mou seperti ingin menunjukan bahwa Real Madrid itu berada di atas para pemain, bukan sebaliknya. Tapi sekarang pertanyaannya, apakah keputusan dan keberanian “The Special One” tersebut mampu diterima oleh keluarga besar Real Madrid?

7. Watch His Track Record
foto_berita/alasanJoseMourinhoakanmeninggalkanMadriddiakhirmusim_image007.jpg
Anda penggemar setia om Mou? Anda pasti tahu bahwa ia tidak pernah lama menangani sebuah tim.Sekali menangani tim, paling hanya satu atau dua musim. Hanya di Chelsea ia mendobrak kebiasaan (itu pun cuma separuh jalan). Tidak percaya? Coba lihat data berikutini: Benfica, 2000. UniĆ£o de Leiria, 2001 sampai 2002. FC Porto, 2002 sampai 2004. Chelsea FC, 2004 sampai 2007. Internazionale Milan, 2008 sampai 2010. Lalu bagaimana di Real Madrid? Ya 2010 sampai Tuhan berkehendak.

8. Do You Love Infotainment?
foto_berita/alasanJoseMourinhoakanmeninggalkanMadriddiakhirmusim_image008.jpg
Melihat betapa tingginya rating acara-acara infotainment di televisi, saya menyimpulkan bahwa kita sebagai manusia memang menyukai gossip. Nah ada kabar angin berhembus bahwa pada saat Jose Mourinho menandatangani kontrak dengan Real Madrid, ada sebuah poin yang menyebutkan Mou boleh pergi meninggalkan El Real apabila Sir Alex Ferguson pensiun. Ini dikarenakan, katanya sih, pelatih ekspresif tersebut sangat menginginkan kursi panas di Old Trafford. Ya, ini memang hanya gossip. Tapi apabila benar adanya, tentu akan sangat cetar membahana.

9. Mungkin Bangsa Maya Benar Adanya
foto_berita/alasanJoseMourinhoakanmeninggalkanMadriddiakhirmusim_image009.jpg
Siapa diantara kalian yang percaya ramalan yang berdasarkan kalender bangsa Maya bahwa pada tanggal 21 Desember 2012 akan terjadi kiamat? Maaf ya, apa yang kalian percayai ternyata tidak terjadi tuh. Di balik pro-kontra prediksi kiamat tersebut, ada juga yang mengatakan bahwa sebenarnya bangsa Maya mempercayai 21-12-12 adalah awal dari era baru manusia. Awalnya sih saya tidak percaya. Namun setelah melihat Stewart Downing mencetak satu gol dan satu assist, Fernando Torres melakukan rabona, dan Chelsea membantai Aston Villa 8-0, saya pun memutar otak dan berpikir barangkali kita memang memasuki era baru dunia persepakbolaan. Kalau benar, bisa jadi ini memang akhir dari era “The Special One”.

10. Ini Daftar Lengkapnya, Selamat Menikmati
foto_berita/alasanJoseMourinhoakanmeninggalkanMadriddiakhirmusim_image010.jpg
Sebagai orang yang selalu ingin terlihat special, ada saja tingkah laku bengal yang dilakukan Mou. Selain jeweran cinta ala Mourinho untuk Villanova, berikut adalah kontroversi yang pernah dilakukannya di Real Madrid:
- Meninggalkan Sergio Ramos sehingga membuat Ramos mengenakan jersey Mesut Oezil
- Mengkritik kebijakan di tim muda El Real
- Menyalahkan pemain ketika kalah dari Real Betis
- Mengucapkan kata tidak sopan kepada wartawan Marca
- Membangkucadangkan seorang “Santo” mendekati natal

Real Madrid - The Financial Leading Club

Real Madrid - The Financial Leading Club


Serangkaian start buruk dilakoni skuad asuhan Jose Mourinho di awal musim 2012/2014 ini. Kekalahan melawan tim seperti Getafe dan Sevilla dari sembilan jornada yang baru berlangsung adalah sesuatu yang tidak termaafkan bagi skuad senilai lebih dari 500 juta euro ini. Masalah-masalah minor menyangkut siapa yang dipilih antara Gonzalo Higuain atau Karim Benzema, dimana menempatkan Luka Modric, cederanya dua bek kiri juga mewarnai start tim ibukota ini.



Namun perlahan Madrid mampu menemukan bentuk permainan terbaik mereka. 4 kemenangan dan hasil imbang 2-2 dalam El Classico di Camp Nou sejak kekalahan lawan Sevilla di jornada 4 adalah hasil yang mengembalikan mereka dalam trek juara La Liga, meskipun mereka masih tertinggal 8 poin dari Barcelona sang pimpinan klasemen.

Madrid adalah tim bertabur bintang, kaya akan prestasi dan tradisi. ”Madrid adalah rumah bagi pesepakbola terbaik dunia.” Demikian ucapan terkenal dari Presiden mereka Florentino Perez saat membangun Los Galacticos jilid 1 satu dekade lalu.

Madrid adalah klub yang solid dilihat dari sisi manapun. Skuad, pelatih, manajemen, pendukung, juga finansial. Madrid mengukir berbagai keunggulan dari sisi finansial dibanding klub sepak bola manapun di dunia. Pendapatan Madrid adalah yang terbesar di dunia untuk sebuah klub olah raga. Deloitte mengungkapkan dalam laporannya bahwa dalam dua tahun terakhir, Real Madrid telah mengukir penerimaan sebanyak 480 dan 510 juta euro, dan telah sepuluh tahun berada di puncak Deloitte Football Money League, sebuah statistik yang menunjukkan besarnya penerimaan mereka ini.

Banyak pertanyaan mengemuka jika berbicara finansial klub berseragam putih ini. Berapakah keuntungan mereka? Dari mana saja sumber penerimaan datang? Mengapa mereka mampu mengeluarkan banyak dana untuk transfer pemain? Mengapa hutang mereka banyak?

Berapakah Keuntungan Mereka?
image001.png 
Sumber: Swiss Ramble

Dari tabel diatas terlihat bahwa Madrid adalah tim yang selalu berada dalam posisi profit dalam lima tahun terakhir, hal yang menunjukkan betapa sehatnya keuangan mereka. Yang mengesankan, catatan laba tetap mampu diukir Madrid di tahun 2009, saat dimana mereka mengeluarkan total uang transfer pemain sebesar 226 juta euro, 150 diantaranya untuk Cristiano Ronaldo dan Kaka.
Lalu, dari mana profit tersebut berasal? Sederhana saja. Pemasukan mereka lebih banyak daripada pengeluaran. Dalam figur penerimaan, kekuatan Madrid sangat merata di semua lini penerimaan klub sepak bola (gate receipt, hak siar, komersial) dengan masing-masin menyumbang rataan 30%.

Dari Mana Sumber Penerimaan Berasal?
Meskipun memang tertolong banyak dari ketimpangan pendapatan hak siar yang mereka monopoli bersama Barcelona, Madrid menunjukkan bahwa sektor penerimaan televisi bukanlah satu-satunya andalan mereka meraih keuntungan.
Menurut Deloitte, Madrid mampu mencetak pertumbuhan penerimaan sebanyak 74% jika direntangkan antara tahun 2005 hingga 2011. Jika berbicara salah satu sumber penerimaan tersebut, itu adalah gate receipt. Lagi-lagi Madrid menjadi leading club dalam penerimaan sektor penonton ini. Mereka menerima 124 juta euro dalam gate receipt, mengalahkan Manchester United dan Barcelona berturut-turut di posisi dua dan tiga.
Sisi komersial yang didapat dari penjualan kaus replika para bintang, merchandise dan lainnya juga adalah andalan penerimaan Madrid. Tidak bosannya Madrid mencetak rekor komersial. Madrid kembali memimpin perolehan penjualan kaus replika mereka, seperti dilihat pada gambar dibawah yang dikutip dari penelitian seorang oleh analis marketing Jerman, Dr. Peter Rohlmann.
image002.png 
Sisi komersial ini diyakini akan semakin kuat sehubungan dengan rencana mereka membangun Football Island di Uni Emirat Arab senilai 1 miliar US Dollar sebagai upaya mereka mengencangkan cengkraman terhadap pasar Timur Tengah dan Asia pada umumnya.
Sisi komersial lain yang berperan dalam penerimaan Madrid adalah sponsorship. Madrid menerima sponsporship shirt dan kit suppliers tertinggi dalam dunia sepak bola. Mereka mendapat 30 juta euro dari Bwin dan 38 juta dari Adidas. Jumlah ini bisa bertambah tergantung deal terbaru shirt sponsorship mereka yang akan berakhir di penghujung musim 2012/2013. Jumlah sponsorship mereka mungkin baru akan kalah dari Manchester United terkait deal baru mereka dengan Chevrolet. Namun itu baru akan terjadi di musim 2014-2015.
Dan jangan lupa, Madrid adalah klub dengan struktur kepemilikan keanggotaan. Saat ini iuran membership dari para anggota tetap tersebut menyumbangkan 10 juta euro.
Mengingat potensi tim ini untuk berprestasi di akhir musim, serta sejarah besar bergelimang prestasi dari klub ini, rasanya Madrid akan mendapat ganjaran deal sponsorship baru yang bahkan lebih besar lagi.

Mengapa Mereka Mampu Membeli Banyak Pemain Mahal?
Pertanyaan ini dapat dijawab jika kita mundur ke tahun 2003. Tahun tersebut adalah era bersejarah bagi negara Spanyol pada umumnya terkait ketentuan perpajakan. Saat itu, Real Madrid gencar diberitakan akan mendatangkan superstar Manchester United, David Beckham. Mungkin sedikit berbau politis, namun kedekatan Real Madrid dengan pemerintah nyatanya mampu mempengaruhi sistem perpajakan negara Spanyol.
Beckham datang, sistem pajak untuk ekspatriat berubah. Para ekspatriat kaya itu digelari karpet merah dan dikalungi bunga berupa tarif pajak yang hanya setengahnya saja dari orang Spanyol pada umumnya. Faktor pajak itulah yang memperkuat daya beli dan daya saing Madrid (dan Barcelona) dalam membeli pemain-pemaim incaran mereka karena mereka mampu menawarkan gaji yang lebih besar. Terhitung sejak era Beckham Law tersebut hingga dicabut tahun 2010, Madrid mengeluarkan total biaya transfer lebih dari 600 juta euro.
Setelah Beckham Law dicabut, barulah Madrid mengerem kebiasaan jor-joran mereka itu. Dalam dua musim terakhir, mereka ”hanya” mengeluarkan 70 juta euro saja, itupun ditambah penerimaan sebesar 35 juta hasil menjual pemain. Hal ini pula yang menyebabkan negosiasi perpanjangan kontrak dengan Cristiano Ronaldo berlangsung alot, dan sempat membuat sang superstar galau.

Mengapa Hutang Mereka Banyak?
Banyak pihak melihat bahwa Madrid memiliki hutang yang menggunung, senilai 590 juta euro. Bersama Barcelona dan Manchester United, mereka juga menjadi leading club dalam urusan utang.
Namun Swiss Ramble menyatakan bahwa jumlah besar tersebut timbul jika kita melihat pada total kewajiban (total liabilities) yang mengacu pada standar pelaporan keuangan Amerika Serikat (FASB). Dalam standar pelaporan keuangan yang baru dibawah regulasi IFRS (International Financial Reporting Standard), jumlah utang yang akan diperhitungkan tidaklah semua komponen, melainkan hanya hutang pada bank, obligasi dan penggunaan instrumen keuangan lainnya. Sementara hutang operasional tidaklah dihitung.
Total hutang bersih Madrid dengan figur ini ”hanya” sebesar 48 juta euro. Hal ini didapat dari net-off hutang bank sebesar 146 juta euro dengan saldo kas sebesar 98 juta euro.
Saya tidak bermaksud membikin pusing, namun sekadar membagi sedikit pandangan, mohon dikoreksi jika salah. Sistem IFRS ini dipercaya banyak ahli keuangan lebih menggambarkan situasi keuangan klub sesungguhnya karena pendekatan Profit/Loss yang digunakan. Dengan pendekatan ini, kegiatan operasional klub dapat lebih terkontrol dan klub akan mampu mengerem biaya mereka. Lain halnya dengan sistem FASB yang menekankan pada pendekatan Neraca. Untuk berbagai kepentingan, neraca dapat dibuat sedemikian rupa (window dressing) misalnya nilai aset klub yang terlihat ditonjolkan, sehingga klub terlihat baik-baik saja.

Kesiapan Menghadapi Financial Fair Play Dan Tantangan Kedepan
Lalu bagaimanakah kesiapan Los Blancos menghadapi Financial Fair Play. Well, tidak perlu menganalisa dengan repot untuk melihat bahwa kondisi finansial Real Madrid sangat bagus, setidaknya untuk saat ini. Laba yang terus diukir, juga pendapatan yang terus melonjak adalah hal yang bagus dari perspektif keuangan. Hutang-hutang maupun kerugian mereka yang berasal dari investasi infrastruktur, pengembangan pemain muda ataupun kegiatan sosial juga tidak akan dihitung oleh UEFA dalam penilaian mereka.
Andai UEFA menggunakan standar FASB untuk menilai hutang Real Madrid, hal ini tetap tidak menjadi masalah. Dengan penerimaan yang besar dan jumlah asset yang banyak, kemampuan Madrid untuk melunasi hutang mereka tidak perlu diragukan.
Yang perlu dikhawatirkan justru adalah hal-hal yang terjadi diluar organisasi mereka sendiri, yaitu kompetisi La Liga dan krisis ekonomi negara Spanyol. Banyak pengamat mengatakan bahwa kompetisi La Liga berada diambang kebangkrutan karena klub-klub mereka selain Madrid dan Barcelona hidup dalam zona merah dari sisi keuangan. Kita bisa melihat contoh Atletico Madrid yang belum bisa mencairkan hadiah kemenangan Europa League musim lalu, atau Villareal yang terdegradasi akibat lilitan utang yang tidak sebanding dengan penerimaan mereka.
Kondisi ini dapat mendesak perubahan kebijakan pembagian hak siar demi kelangsungan kompetisi La Liga. Meskipun klub dengan sejarah dan tradisi hebat seperti Madrid adalah klub yang too big to fail, namun klub-klub lain juga dianggap too important to be rescued. Pada akhirnya, kepentingan yang lebih besarlah yang akan diakomodasi.
Masalah pajak juga diyakini menjadi potensial hambatan klub ini. Madrid mulai kesulitan mendatangkan pemain mahal seperti yang biasa mereka lakukan karena sistem perpajakan Spanyol tidak lagi menjadi primadona  bagi pemain-pemain bergaji mahal itu. Krisis ekonomi Spanyol turut berbicara.
Negara seperti Rusia yang kini menikmati kebangkitan ekonomi, memiliki sistem pajak yang jauh lebih longgar karena mereka mampu memaksimalkan penerimaan negara dari industri dan perdagangan mereka, tanpa harus membebani rakyat dengan pajak yang tinggi. Boleh jadi, klub-klub Rusia seperti Zenit St Petersburg dan Anzhi Makhachkala akan menggantikan posisi mereka sebagai rumah pesepakbola terbaik dunia dalam beberapa tahun ke depan.