Tuesday 15 February 2011

KARLINOVE

cinta kadang mengharuskanmu melakukan segala sesuatu untuknya bahkan untuk sesuatu tak dapat kamu lakukan sebelumnya, ketika itu kau akan merangkak dan mencoba untuk berlari, berusaha memperolehnya setelah itu menjaganya 

ia mungkin terlihat begitu cantik ketika malam nanti, kupersiapkan apapun yang dapat aku lakukan untuk dapat memikat hatinya. kemudian ku ambilnya beberapa stel pakaian yang sudah kusiapkan tadi yang tergantung di lemari kayu yang mulai tampak usang itu. bagiku ini tampak begitu serasi, mulai dari kemeja hitam yang kugunakan sampai dengan sepatu hitam yang kukenakan tampak sepadan aku berharap ketika malam nanti karlinove melihatku dan mengajaku berdansa, pikirku
jamuan malam nanti di hadiri oleh beberapa mahasiswa diantaranya karlinove, semenjak aku mengenalnya ia wanita yang begitu sempurna, ketika itu ia cantik dngan raut mukanya yang tenang, begitu membuatku penasaran akan sikapnya dan malam ini adalah sebuah pembuktian bagiku, tak ada kata tidak aku harus menyatakan perasaanku kepadanya, kusiapkan beberapa tangkai bunga yang sudah kutaruh di meja, aku ingin memberikan sesuatu untuknya malam nanti, mungkin dengan begitu semua yang menjadi pertanyaan besar bagiku lambat laun terbuka dengan sendirinya, dan ketika itu aku berfikir semua itu tentunya butuh sebuah proses dan proses itu di mulai dari diri sendiri dan ini adalah waktu yang tepat bagiku, pikirku
kulangkahkan kakiku dengan segudang pertanyaan besar yang belum dapat kutemukan jawabannya sebelum ku mencobanya malam ini, dan kubukanya knop pintu dengan penuh percaya diri ketika itu nyalanya lampu malam dan cahaya bulan megitu memayungiku dalam sebuah keyakinan yang mantab akan sebuah penantianku selama ini terhadap karlinove
dan waktu itu malam menunjukan pukul 8 beberapa orang sudah mulai hadir dengan menggunakan pakaian yang sepadan, beberapa di antara tamu undangan yang lainnya bahkan memperkenalkan pasangannya masing-masing saat itu tak kulihat tanda-tanda kehadiran karlinove namun tiba-tiba suara-suara samar terdengar di antara alunan musik yang begitu riuhnya
"hey flannery," suara itu terdengar begitu samar, dan ketika untuk kesekian kalinya baru aku tau ia temanku bernama valnerd ia begitu tampak aneh ketika mengenakan kacamata dengan rambutnya yang tampak berwarna-warna itu, aku sempat lupa sesaat ketika itu. kemudian ia mengajaku untuk bergabung dengan yang lainnya yang sudah menunggu lebih awal dan saat itu di antara ramainya para tamu undangan kulihat karlinove ia begitu cantik dengan mengenakan gaun berwarna merah marun yang tampak serasi, ku dekatinya dan kumulai mengawali percakapan dengannya
"hai karlinove kau begitu cantik dengan busana yang kau kenakan," ucapku
"kau ini selalu saja memujiku, tidakah kau lupa ini malam terakhir bagi kita, aku tak ingin terlihat buruk di malam terakhir ini," ucapnya
"ya memang sudah seharusnya kita terlihat sempurna, terlebih lagi ketika bertemu denganmu," sautku dengan penuh tawa
"ini untuk yang ke dua kalinya kau membuat lelucon yang serupa," kemudia valnerd menepuk punggungku dengan samar, aku tau ia mengisyaratkan sesuatu padaku, kemudia saat itu ku akhiri percakapanku dengan karlinove kutinggalkan karlinove saat itu.
"sepertinya kau menaruh ketertarikan terhadap karlinove, bukankah seperti itu flannery," ucapnya
"siapa yang tidak kagum melihat kecantikannya, ia begitu sempurna dan ia seorang yang ramah, kaupun tentunya sependapat denganku dan yang lainnyapun sama."
"lalu apa yang akan kau lakukan, tidakkah kau tau terlalu sulit untuk mendapatkannya dan kaupun menyadari itu flanerry," tambahnya
"semua itu proses dan ketika kau berusaha mendapatkan sesuatu tidakkah kau ingat apa yang terjadi sebelum kau menginginkan apa yang kau inginkan, tak mudah memang namun setidaknya aku telah mencobanya, tak peduli apa yang terjadi nanti yang terpenting aku sudah mengikuti bagian dari rencana itu", ucapku dengan begitu optimis
"sudah-sudahlah mari kita nikmati malam ini dengan champagne,"ucapku kembali
ketika itu malampun semakin riuh orang berlalulalang dengan begitu gembiranya, suasana silih berganti menjadi tampak lebih riuh dengan hadirnya para penari-penari tak bisa di bayangkan begitu mewahnya malam ini, namun di hati kecilku hanya ada karlinove aku tak pedul akan semuanya, champagne, para penari, pepisahaan hari ini aku tak peduli bagiku karlinove dan karlinove.
"itu mereka," ucap valnerd kepadaku. saat itu kulihat dayle, dzcko, dan pahlevy tengah menikmati champagne dengan beberapa makanan yang terpampang di meja kaca itu
"kami sudah cuku lama menunggu di tempat ini, kemana saja kalian", ucap salah satu dari mereka
"sudahlah tak perlu di pertanyakan, kita lanjutkan saja malam yang indah ini," ucap valnerd kemudian di isikannya beberapa gelas yang tampak kosong sebelum kami tiba dan  kamipun bersulang ketika itu. namun tetap saja mataku tak pernah berhentinya mencari sosok karlinove, saat itu juga ku tinggalkan mereka yang tampak mulai mabuk ketika itu malampun semakin larut orang-orang mulai membaur dengan alkohoh yang mereka komsumsi dan sebagian lagi berdansa bersama pasangannya di tengah alunan irama yang begitu indahnya, ku lihat saat itu karlinove tengah terduduk ia tampak sendiri, mukanya memerah kudekatinya
"bolehkah aku menemanimu malam ini?,"tanyaku sambil memulai percakapan dengannya
"tentu saja", ucapnya dengan nada yang tertekan akibat alkohol yang ia minumnya
"kemana yang lainnya?," ucapku
"oohh, mereka tengah asik berdansa dan sebagian lainnya menikmati champagne"
"kau tidak ikut dengannya?."
"tidak, aku tak ingin terlalu banyak menikmati champagne"
"bukan-bukan itu," ucapku
"lalu apa maksudmu?," tanyanya kembali
"kau tidak ikut berdansa malam ini, itu yang ingin kutanyakan."
"kau ingin mengajaku berdansa malam ini", ucap karlinove
"tidakkah initerlalu cepat?," tanyaku
"kenapa kau melontarkan pernyataan seperti itu?," tanyanya
kemudiaan ku beranjak dari tempat dudukku saat itu pula ku ulurkan tanganku, ia tampak tak menolak ajakanku saat itu pula kudekati tubuhnya kutatap matanyanya ku genggam jemarinya yang halus sedangkan tanganku yang lainnya menyentuh pudaknya, tenangnya ia sampai-sampai kupeluknya dan kami saling berpandangan
"kau tau, ini adalah malam yang kunantikan selama 4 tahun penantianku denganmu"
"aku tak bisa menebak jalan pikiranmu, rasanya itu hal mustahil, namun keputusanmu untuk meninggalkan kota ini bukanlah kapasitasku untuk melarangmu," tambahku
"aku tak habis pikir, kau baru ingin mengatakannya, saat kepergianku tinggal menunggu waktu. bersabarlah katakana saja sekarang dan kaupun akan tau jawaban itu"
“bersabar untuk orang yang kita sayangi itu terasa sulit memang, tapi lebih baik tak kukatakan aku tak ingin terikat waktu kembali,  tak ingin aku di uji dengan ketidak pastian,” pikirku
“kenapa kau terdiam flanerry?”, tanyanya
“tidak, tidak, tak apa, nikmati saja malam ini”, ucapku
Harapan itu kembali di uji, ketika penantianku selama 4 tahun itu datang pilihan ada di depanku, ada dua pilihan ya ataupun tidak dan akupun memutuskan untuk memilih tidak, mungkin itu lebih baik dari hanya sekedar mengikuti aturan yang tak memiliki aturan sedikitpun ada kalanya kita maju untuk menang, ada kalanya kita mundur untuk sebuah kemenangan pula, pikirku

No comments:

Post a Comment